SKRIPTORIUM DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

Istano Rajo Balun

Istano Rajo Balun terletak di Jorong Balun, Nagari Pekan Rabaa, Kec. Koto Parik Gadang di Ateh, Solok Selatan. Istano Rajo Balun merupakan salah satu Istana raja di kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu. Rajanya ialah Dipertuan Tuanku Rajo Bagindo Raja Adat. Menurut cerita Puti Ros Dewi dari Istano Rajo Balun, dulu pada masa PDRI, Istano Rajo Balun pernah akan dibakar oleh Belanda, namun hal itu tidak terjadi karena ada inyiak yang datang membantu. Kemudian, pada tahun 1948 saat terjadi pergolakan di Indonesia, karena Belanda ingin menduduki kembali Indonesia, Sumatera Barat pernah menjadi basis pertahanan terakhir di bawah komando Syafruddin Prawiranegara. Menurut cerita Puti Ros Dewi, saat itu rombongan Syafruddin Prawiranegara sudah sampai di Sangir, namun ada satu rombongan yang berjumlah 20 (dua puluh) orang tertinggal. Maka, rombongan itu menumpang menginap di Istano Rajo Balun. Hal ini diketahui oleh mata-mata Belanda, mereka menganggap bahwa Istano Rajo Balun telah menjadi markas tantara. Sehingga, Belanda datang untuk menggempur mereka dan berusaha membakar kembali Istano Rajo balun dengan menyiramkan minyak di sekeliling Istano Rajo Balun. Bekas pembakaran itu masih terlihat hingga kini pada tiga tonggak Istano Rajo Balun. Istano Rajo Balun juga memiliki koleksi sebuah manuskrip yang berisikan tentang tambo, manuskrip itu disebut denan ‘Tambo Balun’. Dalam manuskrip itu, terdapat hiasan iluminasi dan cap stemple kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu. Tambo Balun pernah dipamerkan pada tahun 1922 digedung pertemuan Bagindo Aziz Chan, Kota Padang, pada pameran Surat Emas Raja-Raja dan Manuskrip Nusantara.