SKRIPTORIUM DI KABUPATEN SOLOK

Surau Parak Pisang

Surau Parak Pisang terletak di daerah Sumani, Kec. X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Surau Parak Pisang didirkan oleh Syekh Jamaluddin yang digelari juga dengan Syekh Abbas atau yang dikenal juga dengan Anku Parak Pisang. Dari beberapa keterangan diketahui bahwa Syekh Jamaluddin belajar kepada seorang ulama yang masyhur dan juga dikenal sebagai ulama modernis yakni Syekh Abbas Abdullah di Padang Jopang, Kabupaten 50 Kota. Kemungkinan gelar yang disematkan kepada Syekh Jamaluddin dengan sebutan Syekh Abbas adalah nisbah dari nama gurunya itu.
Bertahun-tahun lamanya Syekh Jamaluddin belajar di Padang Jopang kepada Syekh Abbas Abdullah, dan sempat diangkat menjadi guru tua karena kecerdasan dan ketekunannya dalam menuntut ilmu. Setelah cukup lama belajar dan mengajar, akhirnya Syekh Jamaluddin pulang ke kampung halamannya dan mendirikan surau di Sumani, tepatnya di Parak Pisang. Kemudian, banyaklah orang-orang dari berbagai daerah datang untuk menuntu ilmu kepada Syekh Jamaluddin. Pendidikan di Surau Parak Pisang sempat terhenti akibat tekanan dari Jepang sehingga dalam masa itu Syekh Jamaluddin terbujuk hatinya untuk mempelajari ilmu hakikat dari sebuah kitab yang diwarisinya dari ayahnya yang juga terkenal sebagai ahli tarekat. Ketertarikan Syekh Jamaluddin kepada tarekat membuat dirinya karam dalam lautan hakikat sehingga hal itu masih terwarisi dan bertahan di Surau Parak Pisang hingga saat ini. Masyarakat di sekitar Kabupaten Solok, terutama nagari Sumani mengenal Syekh Jamaluddin sebagai ahli tarekat. Namun, bentuk tarekat yang diajarkan oleh Syekh Jamaluddin tidak diketahui oleh pewarisnya hingga saat kini. Pewaris atau pengajar pengajian di Surau Parak Pisang hanya mengetahui bahwa ajaran Syekh Jamaluddin terkait dengan makrifatullah dan tentang tubuh yang mana kajian ini di Minangkabau identik dengan tarekat Syattariyah.
Pada Surau Parak Pisang terdapat 29 (dua puluh sembilan) bundel manuskrip yang terdiri dari berbagai bidang keilmuan, seperti: fikih, usul fikih, gramatikal arab, astronomi, astrologi, tafsir, Alquran, tasawuf, ethnomedicine, ilmu kalam, ushuluddin, hadis, tauhid, sejarah, dan kosmologi.